Jumat, 11 Februari 2011

Ketika manusia sudah tidak berkemanusiaan

Oleh : Nuyan Saroni

Entah apa yang salah dengan manusia saat ini
Seakan semua tak punya hati..
Seakan semua tak punya perasaan,,,
Bahkan tak punya rasa kemanusiaan…

Padahal mereka semua adalah manusia,
Mereka semua punya hati
Mereka semua punya perasaan.
Bahkan mestinya mereka punya rasa kemanusiaan..

Tetapi

Bukan hati manusia yang mereka bawa
Bukan perasaan manusia yang mereka gunakan
Karena Hati Manusia lembut
Karena perasaan manusia adalah sensitif.

Mereka anarkis mengatasnamakan agama
Tapi apakah benar agama mengajarkan seperti itu
Mereka murka mengatasnamakan Tuhan
Tapi Tuhan tidak suka kemurkaan.

Mereka berbuat demi sebuah keyakinan
Tetapi apakah benar-benar baik keyakinanya
Mereka berbuat demi kebenaran (katanya)
Tapi kenapa yang dilakukan salah..

Kemana rasa kemanusiaan itu..
Apakah sudah direbut oleh selain manusia..
Sehingga manusia tidak punya lagi…

Kamis, 10 Februari 2011

Hargai Apa yang Kita Miliki

(dikirim oleh anne ahira) teman

Pernahkah sahabat mendengar kisah Helen Kehler?
Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan
dalam kondisi buta dan tuli.

Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa
membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dlm
kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.

Tidak ada seorangpun yang menginginkan
lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya
Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan
memilih untuk lahir dalam keadaan normal.

Namun siapa sangka, dengan segala
kekurangannya, dia memiliki semangat hidup
yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang
legendaris.

Dengan segala keterbatasannya, ia mampu
memberikan motivasi dan semangat hidup
kepada mereka yang memiliki keterbatasan
pula, seperti cacat, buta dan tuli.

Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti
dirinya mampu menjalani kehidupan seperti
manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit
dilakukan.

Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah
diucapkan Helen Kehler:

"It would be a blessing if each person
could be blind and deaf for a few days
during his grown-up live. It would make
them see and appreciate their ability to
experience the joy of sound".

Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah
bila setiap org yang sudah menginjak dewasa
itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja.

Dengan demikian, setiap orang akan lebih
menghargai hidupnya, paling tidak saat
mendengar suara!

Sekarang, coba teman bayangkan sejenak....

......teman menjadi seorang yang buta
dan tuli selama dua atau tiga hari saja!

Tutup mata dan telinga selama rentang waktu
tersebut. Jangan biarkan diri teman melihat
atau mendengar apapun.

Selama beberapa hari itu teman tidak bisa
melihat indahnya dunia, teman tidak bisa
melihat terangnya matahari, birunya langit, dan
bahkan teman tidak bisa menikmati musik/radio
dan acara tv kesayangan!

Bagaimana teman? Apakah beberapa hari cukup berat?
Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?

Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja,
bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur
atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada
dalam diri kita!

Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah
keluhan demi keluhan.... Hingga tidak pernah
menghargai apa yang sudah kita miliki.

Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan
kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati
oleh orang lain. Ya! Kemewahan utk orang lain!

Coba teman renungkan, bagaimana orang yang
tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah
kemewahan yang luar biasa baginya.

Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia
diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin
akan mampu melakukan banyak hal, termasuk
membuat sebuah tulisan yang menarik.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita
mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal
yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan
bisa memandang hidup dengan lebih baik.

Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah!
Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif
dan menjadi seorang manusia yang lebih baik.